Sangat beragam kebudayaan dan tradisi
asli tuban misalnya sedekah laut, sandur, memperingati haun sunan bonang,
sedekah bumi, wayang dan masih banyak lagi. Upacara sedekah laut merupakan
tradisi turun temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, kegiatan ini
bertujuan untuk mewarisi kebudayaan turun temurun dari nenek moyang dan memohon
perlindungan agar terhindar dari bahaya selama melaut
(https://www.deliknews.com/wp-content/uploads/2016/10/IMG_20160928_095713.jpg)
Sandur merupakan kesenian tradisional asli
Tuban merupakan seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat
pedesaan. Sebagai seni rakyat sandur memiliki sifat yang komunikatif. Tidak ada
batasan antara pemain dan penonton. Sehingga mereka leluasa untuk erinteraksi.
Tidak menggunakan pola-pola yang rumit baik dalam hal iringam (music), gerak
(tari) dan dialog. Namun demikian, dari artistic, misalnya blabar terbuat dari
janur, rontek, sesaji mempunyai kekuatan pada nilai-nilai ritualnya. Menurut
beberapa sumber tertulis Sandur berasal dari kata “Beksan-Mundur” (menari
sambil berjaan ke belakang).
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI18IIEq3fbz6rLjYFsCONurCgWc-z7gGhuxA879B7fkEHD3Ylh8xMoSznPoGdR2YQRVFV8yIdrLd4WriEJS2626jOmhlhEU1Af7hPP3qqCl7fURVLY7wOx9aeBq3s3v9-9R6q-U3steI/s1600/photomain-tarian-budaya-tuban-3.JPG)
Tradisi lain yang ada di kabupaten
tuban yaitu memperingati haul sunan Bonang, dimana ribuan umat muslim dari
seluruh Indonesia tumpah ruah memadati kota khususnya di kompleks pemakaman sunan
Bonang. Acara haul sunan Bonang ini yang selalu di selenggarakan setiap malam
Jum’at Wage bulan Muharram (Sura).
Di Tuban juga sering kita jumpai
tradisi Waranggana Tayub. Masyarakat tuban lebih mengenal dengan sebutan
“Sindir” dari pada Waranggana Tayub. Di jawa barat lebih dikenal dengan sebutan
Ronggeng/Taledek. Wilayah jawa timur,utamanaya Surabaya dan sekitarnya sering
menyebutnya Tandak. Tetapi maknanya sama yaitu, penari putrid dengan
melantunkan tembang-tembang disertai pengibing terdiri dari tamu laki-laki
menari bergantian pada pesta pernikahan,khitanan, sedekah bumi dan lain-lain.
Sedangkan kata “Sindir” sesuai dengan syair (cakepan)tembang yang terkadang
menyindir pengibing atau penonton misalnya : Tenggor wetane njenu, pengin awor
kok ga ndang melbu.tenggor wetone palang,pengin awor mung trima nyawang.
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOqFhu-2dcFZHYTsyqrhZW9Q6YbTirJ1AVvNVNZts_fBBkEfhxAIXjkEWj18kPwUikcwiIMsDzc2fpHEKnJpuazFZAf1mqwwJPwYTna2nCTZhsaN0Q7_UeLdudEDtN5h390FvFjYVLIlY/s444/image_48_sedekah.jpg)
Kemudian, warga pedesaan dengan adat
tradisi yang masih kental yaitu selalu ada acara Sedekah bumi. Sedekah bumi
merupakan serangkaian acara yang di lakukan sebagaibentuk rasa syukur atas
nikmat yang didapat dari hasil pertaian.
0 komentar:
Posting Komentar